Oleh ; Syam Al-Haq, SH
Bupati-Wakil Bupati (Wabup) Bima, Ady Mahyudi-dr Irfan Zubaedy setelah dilantik pada, Kamis 20/02/25 di Jakarta yang direncakan.
Setelah dilantik Bupati-Wabup Bima, Ady-Irfan menghadapi kepentingan politik dari berbagai sisi. Dinamika dan segala sesuatunya akan menjadi polemik yang tentunya akan diputuskan oleh Bupati-Wabup Bima dengan kebijakan politiknya.
Semua kebijakan nantinya akan di uji dan di lakukan evaluasi secara politik. Jadi, untuk membangun Bima Bermartabat tentu tidak gampang dan Bima Menuju Perubahan tentu pula tidak bisa mengedepankan azas dendam pada birokrasinya.
Birokrasi tentu akan tetap loyal dan siap sedia dalam menjemput visi dan misi Bupati Bima menuju perubahan untuk segenap masyarakat Kabupaten Bima.
Politik telah usai dan tidak bisa sekelompok orang dan segelintir orang untuk menguasai dan berjuang untuk merubah bima. Maka yang dibutuhkan adalah kerjasama masyarakat Kabupaten Bima dan kerjasama birokrasi dalam menempuh tujuan Bupati-Wabup Bima massa periode 2024-2029.
Dengan tidak mengurangi rasa siapapun yang berkorban dalam hal ini maka Bima tidak bisa di kotak-kotakan dengan mengedepankan kepentingan. Kalau merasa memiliki Bupati-Wabup Bima maka harus bisa bekerja sama dalam bingkai perubahan yang sesungguhnya. Yang memiliki tenaga maka berikanlah tenanganya, yang memiliki pikiran maka berikanlah pikirannya dan yang memiliki finansial maka berikanlah finansialnya demi satu kesatuan dalam kelaurga bersama. Terwujud dan tidaknya tujuan perubahan maka akan tergantung pada kerja sama dan kesadaran kita semuanya.
Dunia ini bulat dan tidak bisa di tembok ini yang mendukung dan ini yang tidak mendukung hanya saja pola negara ini yang di anut adalah pola demokrasi (dari, oleh dan untuk). Jadi karena demokrasi itu akan bisa terwujud apabila ada kesadaran dan kerjasama semua elemen sebab kalau mengedepankan perbedaan maka demokrasi yang sesungguhnya dengan tujuan murninya adalah dari, oleh dan untuk rakyat tidak akan tercapai sampai kapanpun.
Untuk itu, tidak bisa kelompok dan golongan yang bisa memajukan Bima kedepannya kalau bukan kesadaran dan kerjasama yang saling menopang satu sama lainnya maka semua bisa terwujud.
Mulailah berbenah sebab sudah 20 (dua puluh) tahun lamanya kita terpuruk dalam ketidak pastian secara fisik dalam hal ini kantor dinas dan badan masih ada di Kota Bima maka untuk memindahkan hal tersebut sangat dibutuhkan kesadaran dan kerjasama yang baik dalam memajukan Kabupaten Bima Bermartabat.
Martabatnya Bima akan tergantung pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang dalam hal ini berpikir, berbuat dan melaksanakan apa yang menjadi hajat hidup orang banyak. Tentunya dalam hal ini tingkat kesadaran dan kerja sama semua untuk memajukan Bima Bermartabat.
Bupati adalah eksekutor dalam segala hal namun masyarakat juga harus bisa memberikan kontribusinya untuk kemajuan bersama. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), aktivis dan sejenisnya harus bisa mengambil bagian demi Tanah Bima bukan malah menyudutkan sebab kita ini hidup bersama dalam dunia yang sama serta tidak bisa jauh dengan hubungan sosial.
Bupati adalah jembatan menuju kemajuan masyarakat Kabupaten Bima maka jika Bupati dalam hal ini mengedepankan nepotisme (kekeluargaan) maka dengan sendiri Bima Bermartabat tidak akan terwujud. Biupati Bima harus bisa membaca dan menggunakan hati dalam segala hal sebab hakikatnya Bupati-Wabup adalah pengendali. Mau di bawa kemana masyarakat Kabupaten Bima akan tergantung pada Bupati-Wabup Bima. Masa depan bukan tergantung hari esok namun masa depan akan tergantung pada hari ini, di sini dan sekarang. (*).
COMMENTS