Nuansa Post. Info, Bima-
Sejak tanggal 26 Agustus 2024 hingga hari ini kasus diare akut meningkat signifikan di Kecamatan Sape dan Kecamatan Wera. Tercatat kasus diare akut di Kecamatan Sapa sampai tgl 7 Agustus mencapai 216 kasus, sedangkan kasus diare akut di Kecamatan Wera mencapai 29 kasus.
Pasalnya, masyarakat terbiasa dengan meminum air mentah dan cara pola hidup sehat diabaikan sehingga menimbulkan kasus diare.
Merujuk pada KMK nomor 1501 tahun 2010 dan UU Kesehatan no. 17 tahun 2023, kasus diare di Kecamatan Sape termasuk dalam kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Tanggal 28 Agustus 2024 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sape mengirimkan laporan W1 (Lapiran Kejadian KLB) ke Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima dan diteruskan ke Dikes Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menanggapi laporan kejadian ini, Diikes Kabupaten Bima bersama Puskesmas Sape yang di dampingi oleh Dikes Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan respon cepat dengan beberapa kegiatan strategis antara lain: melakukan penyelidikan Epidemiologi untuk menentukan faktor risiko, pola penyebaran penyakit dan determinan kekadian diare akut sehingga kasus bisa segera dihentikan, melacak kasus tambahan utk segera diobati, melakukan pengambilan sampel air dan sampel faces, melakukan koordinasi dg lintas program dan lintas sektor.
Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Bima, Fahrurrahman, SE, M.Si, yang dihubungi via Hand Phone (HP) Sabtu, 7/9/24 mengatakan bahwa dari hasil penyelidikan epidemiologi kasus tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu sebanyak 80%. Menandakan kelompok umur yang belum sekolah (kasus bisa tertular dalam lingkungan rumah), ungkapnya.
Masih dia, faktor risiko yang ditemukan awal saat ini yaitu kebiasaan masyarakat minum air mentah yang langsung diambil dari sumber air bor tertutup. Hal ini didukung dengan hasil pemeriksaa sampel air yang diambil dari tempat/wadah siap minum dengan hasil positif E-coly. Ini memberikan informasi bahwa minum penderita tercemar dengan adanya E-coly, jelasnya.
“Dinas Kesehatan bersama Puskesmas Kecamatan Sape melakukan penaggulangan kejadian ini dengan meningkatkan penyuluhan kesehatan agar mengkonsumsi air masak secara masih di lokasi kejadian,”
Ditambahkannya, tidak lupa juga melakukan
kaporisadi pada sumber air tertular. Walaupun KLB diare belum selesai, namun
menunjukan penurunan, hingga hari ini
kasus diare di Kecamatan Sape mencapai 116 kasus dan masih rawat 3 kasus. Kami masih
terus mencari faktor risiko yg lain dan penyebab lainnya. Semoga kasus KLB
diare di kecamatan Sape segera berakhir, tutupnya. (Syam)
COMMENTS