Nuansa Post. Info, Bima.-
Penelantaran pasien adalah tindakan dimana tidak adanya pemenuhan hak-hak pasien yang tercantum dalam pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang merupakan kewajiban daripada Rumah Sakit yang telah tercantum dalam pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Seperti apa yang dilansir oleh media ini sebelumnya mengenai korban meninggal di taman Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Kecamatan Woha. Diduga oknum pegawai PKM Kecamatan Woha menelantatrkan pasien selama kurang lebih 2 (dua) hari dan selama di PKM Kecamatan Woha korban disuruh untuk pulang karena dinyatakan sudah sembuh.
Pasalnya, karena pasien sebelum meninggal dunia sempat dirawat dengan tidak memiliki biaya, Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) dan keluarga yang mendampinginya sehingga dikeluarkan secara paksa diruangan PKM Kecamatan Woha sebelum meninggal.
Menurut salah satu sumber dan saksi mata melihat kejadian tersebut yang ditemui, Senin 2/9/24 tak ingin disebutkan namanya menagtakan bahwa pasien asal Lombok Tengah (Loteng) sebelum meninggal dunia, sempat dirawat selama 2 (dua) hari sebelum meninggal namun setelah itu sudah dinyatakan sembuh, bebernya.
Masih dia, pasien tersebut karena dinyatakan sembuh namun masih ada di PKM Kecamatan Woha dengan tenaga yang kurang baik dan berteduh di halaman depan PKM Kecamatan Woha sembari membawa gitarnya. Tidak lama kemudian pasien tersebut meninggal dengan terbaring dibawah pohon depan halaman PKM Kecamatan Woha memeluk gitar dengan salah satu tanggnya dan tangan yang satunya pasien tersebut memeluk dadanya, kemudian meninggal dunia saat itu juga, jelasnya sambil merintih kesedihan pada pasien tersebut.
“Dugaan saya bahwa pasien tersebut terlantar karena tidak ada biaya, BPJS dan keluarga yang menemaninya namun siapapun dia, asalnya darimana, itu bukan soal sebab dia adalah mansuia dan wajib hukumnya diperlakukan sebagaimana pasien lainya,”.
"Yang lebih menyedihkan dan menyayat hati saya bahwa dalam keadaan meninggal, di dekatnya ada air minum dan nasi bungkus yang menemaninya. Gitar selalu dia bawa kemana-mana hingga dia meninggal dunia memeluk gitar kesayangannya,".
Ditambahkanya, saya tidak bisa menyangka bahwa
pasien tersebut meninggal dengan tenang, wajah yang berseri-seri, tersenyum
melepaskan penderitaan yang di deritanya selama hidup dengan memeluk gitarnya. Hanya
saya heran, kenapa manusia tanpa identitas diperlakukan seperti itu dan binatangpun
kita urus dengan baik seperti kita mengurus diri sendiri, tutupnya. (Syam)
COMMENTS